Saturday, July 30, 2011

Batam-Singapura-Malaysia 2011

Saya cukup beruntung ada saudara yang mengajak ke luar negeri karena kalau pakai uang sendiri hanya angan-angan semata.


        Jembatan Barelang dan kebun buah naga di daerah Barelang

Cerita bermula ketika Bude mengajak pergi ke Batam dan sekalian disuruh buat paspor karena akan mampir ke Singapur. Setelah melalui proses rumit selama membuat paspor, lihat http://fournda.blogspot.com/2011/02/bikin-paspor-spri-tahun-2011.html, mulailah perjalanan saya. Di Batam, kami, saya, bude, dan 1 keluarga adik bude, menginap di tempat om yang bekerja disana. Baru keesokan harinya lah kami berangkat ke Singapur. Selama di Batam, saya diajak berkeliling ke daerah Barelang, yang terkenal dengan jembatan Barelang dan kebun buah naga, dan KTM Resort. KTM Resort merupakan titik terdekat Batam dengan Singapura dan gemerlap Singapur memang terlihat dari resort tersebut, karena sampai resortnya sudah menjelang malam.


Saya berangkat ke Singapur setelah waktu subuh karena mengejar feri dengan jadwal paling pagi, ketika itu ada yang jadwalnya jam 5.45. Ketika akan naik feri, saya hanya diperiksa paspor dengan tidak membayar fiskal. Hal itu dikarenakan ada peraturan baru tentang pembebasan fiskal untuk perjalanan ke negara-negara Asia Tenggara. Saya berada di Singapur selama 2 hari 1 malam. Karena KTP saya agak bermasalah, maka ada rasa deg-deg an ketika pemeriksaan paspor, takut dilihat KTPnya. Sesampainya di pelabuhan Singapura, saya langsung diajak ke Pulau Sentosa. Saya ke Sentosa menggunaka MRT yang ternyata satu tempat dengan pelabuhan dan mall, terletak di lantai atas dari tempat tersebut. Di Sentosa, saya mengunjungi Universal Studio, hanya numpang foto hehehe..., dan pameran bunga. Setelah puas mengelilingi pulau Sentosa, acara kami lanjutkan ke tempat Patung Merlion berada. Tapi karena bertepatan dengan hari Jumat, maka saya pun menunaikan ibadah solat jumat,yang mesjidnya berada di bawah tanah, sebelum ke Merlion.



Di patung merlion, saya pun tidak mensia-siakan kesempatan berfoto sebagai bukti otentik pernah ke Singapur,hehehe....Setelah patung merlion, daerah yang dikunjungi selanjutnya adalah Orchad Road, tempat yang terkenal sebagai surga belanja di Singapura. Di Orchad, saya mengunjungi Lucky Plaza karena merupakan salah satu tempat belanja murah. Disana, ada food court yang menyediakan masakan Padang dan banyak makanan halal lain, Singapur jarang ada tempat makan yang menjual nasi dan halal. Setelah puas makan, saya pun berbelanja barang khas Singapur, seperti gantungan kunci, hiasan meja, kaos, serta cokelat. Harga barang-barang tersebut rata-rata SGD$10. Malamnya menginap di Hotel 81 yang cukup murah, sekitar SGD$60-80 per malam.

Keesokan paginya kami berangkat ke kawasan Golden Mile Complex untuk naik bis ke Malaysia. Sebenarnya rencana awal tidak ke Malaysia, tapi karena ingin sekedar mampir dan ingin tahu. Kami naik bis jurusan Johor Baru dengan ongkos sekitar SGD$30. Di perbatasan Singapura-Malaysia ada pemeriksaan paspor. Setelah pemeriksaan paspor, dilanjutkan naik bis lagi. Karena dipikir semua bisnya sama, maka asal saja naik bis. Karena bis yang dinaiki sebelum dan sesudah pemeriksaan paspor beda, maka ada biaya tambahan SGD$1. Di Johor hanya numpang makan sebelum kembali ke Batam melalui pelabuhan Stulang Laut.



Tips jalan-jalan ke Singapur:
1. Naiklah transportasi umum, MRT dan bis, selama di Singapur untuk menghemat biaya perjalanan.
2. Lucky Plaza adalah tempat belanja murah di Orchad Road
3. Survei harga barang di Lucky Plaza karena meskipun sama SGD$10, kadang ada barang yang $10 per 3 barang atau $10 per 5 barang
4. Kalau tempat menginap jauh dan barang bawaan banyak, bisa menggunakan taksi.
5. Tempat makan di Singapur jarang ada yang menjual nasi tapi juga jangan terlalu banyak bawa nasi dari Indo soalnya bisa ditanya di imigrasi karena orang singapur jarang makan nasi
6. Hati-hati bila ingin melanggar aturan di Singapur karena dendanya besar bisa SGD$7000. Tapi disana saya juga melanggar sih dengan minum di tempat umum dan menyeberang jalan sembarangan..hehehe
7. Di stasiun subway, jangan menggerombol/mengelompok di suatu tempat yang bisa menghalangi jalan karena bisa ditegur petugas stasiun.
8. Persiapkan fisik untuk jalan di Orchad karena jalannya hanya satu arah sehingga bis jarang lewat.
9. Bila pergi Malaysia dari Singapur naik bis maka percepat pemeriksaan paspor agar bisa dapat bis yang sama sehingga tidak bayar biaya tambahan.

Wim Rijsbergen Tidak Lebih Baik Dari Alfred Riedl

Ketika mendengar Alfred Riedl dipecat oleh pengurus baru PSSI saya terkejut. Hal itu disebabkan pencapaian Riedl saat menjabat menjadi pelatih timnas, terutama saat ajang Piala AFF 2010, tidak terlalu mengecewakan. Meskipun hanya menjadi juara 2, taktik yang dipakai oleh Riedl pada ajang tersebut sangat atraktif dengan menjaringkan banyak gol pada saat putaran grup. Selain itu, banyak bintang baru pemain timnas yang dimunculkan, seperti Zulkifli Syukur, M.Nasuha, C.Gonzales, Irfan Bachdim, dan lainnya. Dengan mengandalkan permainan bola pendek dan satu dua sentuhan, lawan dibuat kocar-kacir. Pergantian pemain pun tepat dilakukan saat pemain yang diganti sudah cukup atau tidak memberikan kontribusi sama sekali. Riedl juga mengaharapkan pemain timnas berkonsentrasi hingga akhir pertandingan.



Lain halnya dengan Wim Rijsbergen. Taktik yang dipakai hanya ampuh di awal pertandingan tapi sia-sia di akhir dan pergantian pemain pun tidak tepat dilakukan. Pada saat menjamu Turkmenistan di GBK, awal permainan timnas sangat menjanjikan dengan unggul 3-0 pada akhir babak pertama. Tapi ketika masuk babak kedua permainan berubah. Ketika sudah unggul 4-1, stamina pemain sudah habis dan lawan mendapat kartu merah, taktik serta pergantian pemain yang dilakukan sangat tidak efektif. Pergantian M.Ilham dan Firman Utina dengan Okto dan Tony Sucipto terbukti sebuah kesalahan. Memang Ilham tidak terlihat berperan aktif sepanjang pertandingan tapi pergantian Firman yang merupakan blunder. Firman selama bermain cukup memberikan arti sebagai playmaker timnas. Okto yang dplot bermain di sayap kiri, terbukti sangat individual dan jarang membantu pertahanan sehingga pertahanan kiri timnas agak bolong dengan hanya mengandalkan Nasuha. Tony Sucipto pun yang bermain sebagai gelandang bertahan tidak ada andil sama sekali hingga lawan bisa memperkecil kedudukan.

Memang baru dua pertandingan baru dilakoni oleh pelatih Rijsbergen, tapi saya sebagai fans sejati timnas merah putih, meragukan kapabilitas pelatih saat ini. Bila permainan melawan Turkmenistan saja tidak meyakinkan, bagaimana dengan lawan yang jauh lebih unggul??? Mungkin terlalu jauh untuk mengalahkan lawan, seperti Jepang atau Korsel, tapi mengalahkan lawan dari pot 3 pun terlihat sulit. Pergantian pelatih pun seakan ada "sesuatu" karena faktor LPI. Riedl sama sekali tidak memanggil pemain yang ada di kompetisi tersebut, seperti Irfan Bachdim. Sikap Riedl tersebut sebenarnya bisa dipahami sebab pemain yang bermain di LPI tidak terdaftar, baik di PSSI maupun FIFA, sehingga mencari aman dengan tidak memanggil pemain tersebut. Ketika kalah di final AFF CUP 2010 oleh Malaysia, fans tidak rusuh malah mengapresiasi kerja keras pelatih Riedl dengan mengaharapkan Riedl bertahan sebagai pelatih.

Saya dan fans lain merah putih berharap semoga pemilihan Rijsbergen tidak menjadi sebuah blunder dan pelatih bisa meningkatkan permainan.